Transparan, KOTA BEKASI – Pertemuan Focus Group Discution(FGD) para pimpinan lembaga-lembaga gereja aras Kota Bekasi, yaitu PGIS (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Setempat), PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia), dan PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia), dan Gereja Masehi Advend Hari Ketujuh(GMAHK) juga Ketua GAMKI Kota Bekasi di Restoran Ilalang Manis Resto Jl Stadion Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin(19/05/2025) dimulai pukul 10.00 pagi.
Pertemuan pimpinan PGIS, PGLII, PGPI GMAHK ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi situasi Daerah hingga Nasional, yang menghadirkan narasumber Pdt Harapan Nainggolan yang didampingi Pembimas Kristen Kota Bekasi. juga para pendeta PGIS yang ada di Kota Bekasi.
Pendeta Harapan sebagai Pembimas Kristen Jawa Barat memberikan pandangan mengenai konstelasi Daerah Jabar dan skala Nasional saat ini, terkait perkembangan terbentuknya peraturan dan aturan disekolah Negeri dan juga swasta dan selanjutnya. Sementara, Harapan menyoroti lemahnya negara kita saat ini, yang amat kontras dibandingkan jaman Orde Baru yang dikeluhkan peran negaranya terlalu dominan.
“Kota Bekasi, satu-satunya wilayah yang punya forum kebersamaan yang berdasarkan perspektif Jawa Barat,” ujar Pembimas kristen Jabar mengakui, baru kali ini ditemukan kompaknya Aras gereja.
Jadi supaya ketika kita bicara tentang kota Bekasi, maka kita sedang juga bicara tentang Jawa Barat. Karena Bekasi itu ada di provinsi Jawa Barat. Itu prinsip yang paling utama.
Kita sedang mengalami persoalan berkaitan dengan kepemimpinan dan organisasi. Jadi prakteknya yang kamu temukan adanya gereja itu pindah-pindah sinode, itu masih marak di Jawa Barat. Bimas Kristen tidak punya hak untuk melarang orang berpindah sinode. Tetapi ada fungsi pembinaan berkaitan dengan nomenklatur gereja.
“Jadi ketika dia berpindah sinode, maka ada aturan yang harus diikuti. Ada aturan main. Dan itu nggak bisa sesukanya saja.” Jelas Harapan Nainggolan.
Lembaga aras ini akan menjadi sebuah wadah bagi kita untuk bisa memperhatikan perkembangan yang namanya berkaitan dengan kekristenan.
Dijelaskan Harapan, persoalan yang hari ini dihadapi di Jawa Barat secara geris besar adalah yang namanya inventarisasi aset. Pengalaman kita di teman-teman di beberapa gereja masih banyak punya persoalan berkaitan dengan aset. Aset atas nama pribadi yang harusnya itu punya gereja, sampai hari ini masih jadi persoalan besar. Maka,
Kami menghimbau sebetulnya agar forum ini juga menjadi wadah edukasi. Mengedukasi warga jemaat. Bukan tidak mungkin forum ini besok bisa meminta mengundang orang BPN. Atau kerjasama dengan, minta dengan Bimas Kristen untuk memfasilitasi ini. Hadirkan orang BPN. Kalau kayak kasus yang pernah kami tangani misalnya di kota Bogor, kita panggil gereja-gereja yang memang butuh pendampingan itu.
Minta BPN memfasilitasi lembaga-lembaga keagamaan Kristen yang bersifat gereja yang sedang dalam proses inventarisasi aset. Balik namakah? Atau AJB kah? Atau apakah? Tapi di internal, saya mohon dukungan dari Bapak Ibu semua.
Hal senada dikatakan Ketua Umum PGIS Kota Bekasi Pdt Saud Sigalingging, FGD (Focus Group Discussion) Lembaga Gerejawi Aras Kota Bekasi menyikapi nilai toleransi beragama dari sisi guru agama dan pemangku jabatan di Pemerintahan Kota Bekasi.
Focus Group Discution kita gelar, jelas Galungging ingin menyarukan aras kekristenan kota Bekasi mewujutkan keikutsetaan dalam pembangunan Kota Bekasi. Pembangunan harmoni secara kesinambungan yang juga pembangunan pwndidikan terhadap anak anak bangsa.
Hingga saat ini, hal pendidikan keagamaan yang belum tercapai di kota bekasi menjadi program PGIS bersama aras gereja lainnya yang paling urgen.
Soal FGD hari ini digelar, Pendeta Saud jelaskan bahwa kehadiran dari pembimas kristen Jawa Barat akan membawa dampak yang signifikan terhadap aras gereja di Kota Bekasi, dan banyak hal yang belum diketahui kami sebagai aras yang akan diinplementasikan disetiap jemaat secara khusus Aras gereja Kota Bekasi.
Dikatakan Ketua Umum PGIS sebagai inisiator pertemuan FGD, bahwa Aras gereja ini sering terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti menyelenggarakan ibadah, memberikan seruan bersama terkait isu-isu keagamaan, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.