Transparan, KOTA BEKASI – Wakil Ketua II DPRD Kota Bekasi, Faisal, SE, mengungkapkan temuan penting dalam penanganan stunting setelah evaluasi program intervensi gizi selama ini. Hal tersebut menjadi fokus utamanya dengan program stunting.
Berdasarkan pilot project di Puskesmas Bekasi Barat, penyakit bawaan seperti anemia dan gangguan paru-paru terbukti menjadi akar masalah yang selama ini membuat penurunan angka stunting tidak signifikan.
Temuan Mengejutkan dari Pilot Project, Program percontohan yang digagas Pemkot Bekasi menemukan fakta baru yakni, balita stunting di lokasi studi memiliki penyakit bawaan seperti Anemia, Infeksi saluran pernapasan menjadi faktor penghambat penyerapan gizi.
“Selama ini kita fokus beri makanan bergizi, tapi ternyata ada penyakit yang harus disembuhkan dulu. Ini game changer dalam penanganan stunting,” tegas Faisal.
Data Mengkhawatirkan di Bekasi, Berdasarkan data yang di ungkapkan Wakil Ketua DPRD, rata-rata 10-50 kasus stunting per kelurahan.
Faisal juga mendorong langkah strategis untuk pemeriksaan medis menyeluruh untuk semua balita stunting.
“Dengan adanya anggaran khusus pemeriksaan penyakit bawaan di APBD Perubahan program penanganan khusus stunting di puskesmas se-Kota Bekasi. Tidak cukup hanya di Bekasi Barat saja, kita butuh pemeriksaan serupa di semua wilayah pada 12 Kecamatan,” tutupnya.